Tambang emas Pongkor memiliki tiga urat emas utama yakni Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug. Metode penambangan menggunakan conventional cut and fill stoping pada urat emas Ciguha dan Kubang Cicau. Pada urat emas Ciurug Antam menggunakan metode penambangan mechanised cut and fill dengan peralatan hydraulic jumbo drill dan load haul dump (LHD) sejak tahun 2000. Penggunaan metode mechanised cut and fill tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi namun juga menurunkan biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi. Tambang emas Pongkor diperkirakan memiliki usia tambang sampai dengan tahun 2019 dengan cadangan dan sumber daya logam emas diperkirakan sebesar 1,3 juta oz.
Setelah bijih emas ditambang, bijih emas kemudian diolah melalui beberapa proses seperti crushing, milling, cyanidation, carbon leaching dan stripping, electro winning dan casting untuk memproduksi bullion/dore.
Antam juga memiliki tambang emas Cibaliung yang dikelola oleh anak perusahaan, PT Cibaliung Sumberdaya. Tambang emas Cibaliung mulai beroperasi di bulan Mei 2010 setelah diakuisisi dari ARC Exploration Australia pada tahun 2009. Tambang emas Cibaliung merupakan tambang emas bawah tanah yang dioperasikan dengan metode penambangan mekanis “cut and fill” dan “undercut and fill”. Tambang emas Cibaliung diperkirakan memiliki usia tambang sampai tahun 2016 dengan cadangan logam emas diperkirakan sekitar 411.530 oz.
Dore/bullion yang berasal dari Pongkor dan Cibaliung dikirimkan untuk dimurnikan menjadi emas di Logam Mulia di Jakarta.
Proses Pemurnian |
Logam Mulia yang merupakan satu-satunya unit pemurnian emas di Indonesia memiliki kapasitas produksi 75 ton emas dan 275 ton perak yang kesemuanya terakreditasi secara internasional.
Referensi : http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=207&Itemid=149